Kura-kura Reimani (Chelodina Reimanni)
Saat ini diketahui bahwa penyebaran kura-kura berkepala ular ini hanya
ada berada di satu lokasi yaitu di Merauke. Sedangkan status taksonomi
masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebab data biologi,
ekologi dan populasi di alamnya masih belum ada, walaupun telah ada
catatan mengenai jenis ini di penangkaran. Status Kura-kura Reimani pada
IUCN adalah Lower Risk dan tidak dilindungi.
Burung Cenderawasih Mati-Kawat (Seleucidis Melanoleuca)
Keindahan Burung Cenderawasih sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia
sehingga burung ini disebut sebagai Bird of Paradise. Burung Surga yang
hanya ditemukan dipenjuru Tanah Papua ini memiliki sampai 30 spesies
yang salah satunya adalah Seleucidis Melanoleuca yang dilindungi
negara.
Spesies yang juga dinamakan Twelve-wired Bird of Paradise ini memiliki
paruh yang panjang dan ekor yang pendek. Burung pengkicau ini memiliki
ciri khas bulu kecil seperti kawat yang melengkung ke atas, namun kawat
ini hanya ditemui pada spesies jantan.
Bulu kawat ini tidak bisa dilihat dari jarah jauh dan kadang hanya bisa
dikenali dari suara kepakan sayap saat terbang. Burung Cenderawasih
Mati-kawat ini bisa ditemukan di Pulau Salawati hingga Teluk Milne di
Papua Nugini.
Kasuari Kerdil (Casuarius Bennetti)
Kasuari paling kecil dengan gelambir tidak menggantung. Sebagian besar
tubuh berwarna hitam, kecuali pada kulit leher berwarna biru cerah,
bagian samping leher bergaris merah. Tanduk membentuk segitiga dengan
bagian belakang pipih, ukurannya tidak sebesar dan setinggi kasuari
lain. Betina berukuran lebih besar dibanding jantan.
Tersebar di seluruh pegunungan Papua, dataran rendah Tenggara, Huon
bagian timur dan utara, P. Yapen. Dari ketinggian permukaan laut sampai
3600 m. Juga terdapat di New Brittain, Seram, dan Japen. Terdapat 7
subspesies (papuanus, goodfellowi, claudii, shawmayeri, hecki, bennetti
and picticollis) yang secara tradisional dapat dikenali, tetapi bukti
ilmiah mengenai persebaran subspesies tersebut masih kurang.
Menghuni hutan perbukitan dan hutan pegununan sampai batas vegetasi,
juga menghuni hutan pamah di Papua timur laut dimana jenis lain tidak
ada. Menyeberangi lereng-lereng terjal dan hutan lebat untuk mencari
buah-buahan yang jatuh di lantai hutan. Dapat langsung menelah buah yang
besar tanpa merusak biji-bijian di dalamnya yang kemudian dikeluarkan
kembali bersama kotoran, menjadikan burung ini sebagai salah satu
komponen penyebar benih tanaman yang penting. Juga memakan tanah untuk
menetralkan buah-buahan beracun atau pahit yang telah dimakan. Burung
pemalu, hidup soliter yang dapat berlari cepat sampai 48 km/jam di hutan
lebat jika terganggu, memiliki kemampuan untuk melompat, berenang, dan
menendang kedepan dengan kuat. Statusnya di IUCN adalah Daftar merah dan
Terancam Punah
Kanguru Pohon Mbaiso (Dendrolagus Mbaiso)
Dendrolagus mbaiso merupakan satwa endemik papua, yang berada di Taman
Nasional Lorenzt. Hewan ini termasuk dalam famili Macropopidae dan masuk
dalam daftar hewan langka (endangered) menurut IUCN. Secara fisik,
kanguru pohon ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan
ukuran tubuh kangguru australia. Kanguru ini memiliki bulu hitam dengan
kombinasi putih di bagain dadanya. Satwa ini merupakan spesies
sub-alpin, yaitu berada di daerah pegunungan bawah dengan ketinggian
2700-3500 m dpl dan vegetasi hutan basah serta memiliki banyak kanopi
dengan ketinggian mencapai 10-15 m.
Kelestarian hewan ini semakin mengkhawatirkan dikarenakan populasinya
yang semakin menurun hingga 50% selama lebih dari 3 dekade ini
dikarenakan peningkatan aktifitas manusia seperti berburu dan
bercocok-tanam.
Mambruk Victoria (Goura victoria)
Mambruk Victoria atau dalam nama ilmiahnya Goura victoria adalah sejenis
burung yang terdapat di dalam suku burung Columbidae. Mambruk Victoria
adalah salah satu dari tiga burung dara mahkota dan merupakan spesies
terbesar di antara jenis-jenis burung merpati. Burung Mambruk Victoria
berukuran besar, dengan panjang mencapai 74 cm, dan memiliki bulu
berwarna biru keabu-abuan, jambul seperti kipas dengan ujung putih, dada
merah marun keunguan, paruh abu-abu, kaki merah kusam, dan garis tebal
berwarna abu-abu di sayap dan ujung ekornya. Di sekitar mata terdapat
topeng hitam dengan iris mata berwarna merah. Burung jantan dan betina
serupa.
Populasi Mambruk Victoria tersebar di hutan dataran rendah, hutan sagu
dan hutan rawa di bagian utara pulau Papua, yang juga termasuk pulau
Yapen, pulau Biak, dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
Burung Mambruk Victoria bersarang di atas dahan pohon. Sarangnya terbuat
dari ranting-ranting dan dedaunan. Burung betina biasanya menetaskan
sebutir telur berwarna putih. Mambruk Victoria adalah spesies
terestrial. Burung ini mencari makan di atas permukaan tanah. Spesies
ini sudah jarang ditemui di daerah dekat populasi manusia. Mambruk
Victoria dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List dan
didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Nuri Sayap Hitam (Eos Cyanogenia)
Nuri sayap hitam atau Nuri merah-biak, yang dalam nama ilmiahnya Eos
cyanogenia adalah sejenis nuri berukuran sedang, dengan panjang sekitar
30cm, dari suku Psittacidae. Burung nuri ini mempunyai bulu berwarna
merah cerah, bercak ungu di sekitar telinga, paruh merah kekuningan,
punggung hitam dan mempunyai iris mata berwarna merah. Burung jantan dan
betina serupa.
Nuri Sayap-hitam hanya ditemukan di habitat hutan di pesisir pulau Biak
dan pulau-pulau di Teluk Cenderawasih. Spesies ini sering ditemukan dan
bersarang di perkebunan kelapa.
Dikarenakan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus
berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat
terbatas, Nuri sayap-hitam dievaluasikan sebagai Rentan di dalam IUCN
Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius Unappendiculatus)
Burung kasuari ini memiliki gelambir tunggal. Hewan ini berbulu lebat,
dan memiliki tinggi badan 160 cm dengan berat badan 55-85 kg. Burung
kasuari bergelambir tunggal memiliki panjang kaki 45 cm. Kulit leher dan
kepalanya tidak berbulu, panjang gelambirnya adalah sekitar 3 cm , yang
berwarna kuning menggantung ke bawah. Burung ini tidak bersayap, hidup
soliter. Hewan ini termasuk ke dalam golongan fruktifora atau hewan
pemakan buah-buahan. Burung ini memiliki paruh dan sepasang telinga.
Berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur.
Kasuari gelambir-tunggal (Casuarius unappendiculatus) hidup di Indonesia
dan Papua New Guinea. Daerah sebarannya di Pulau Papua adalah di bagian
Utara pulau ini dan dari sinilah nama Inggrisnya berasal, Northern
Cassowary.
Selain menghuni daratan utama Pulau Papua, burung ini juga terdapat di
Pulau Yapen, Batanta dan Salawati, masih dekat-dekat Papua juga. Spesies
ini memiliki ciri umum selain bergelambir tunggal pendek kemerahan,
mahkota membentuk bidang segitiga, wajah dan kepala berwarna biru dengan
leher merah berbercak kuning dibagian belakang.
Kanguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus Pulcherrimus)
Kanguru-pohon Mantel-emas atau dalam nama ilmiahnya Dendrolagus
pulcherrimus adalah sejenis kanguru-pohon yang hanya ditemukan di hutan
pegunungan pulau Irian. Spesies ini memiliki rambut-rambut halus pendek
berwarna coklat muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan.
Sisi bawah perut berwarna lebih pucat dengan dua garis keemasan
dipunggungnya. Ekor panjang dan tidak prehensil dengan
lingkaran-lingkaran terang. Penampilan Kanguru-pohon Mantel-emas serupa
dengan Kanguru-pohon Hias.
Perbedaannya adalah Kanguru-pohon Mantel-emas memiliki warna muka lebih
terang atau merah-muda, pundak keemasan, telinga putih dan berukuran
lebih kecil dari Kanguru-pohon Hias.
Beberapa ahli menempatkan Kanguru-pohon Mantel-emas sebagai subspesies
dari Kanguru-pohon Hias. Kanguru-pohon Mantel-emas ditemukan pada tahun
1990 oleh Pavel German di Gunung Sapau, Pegunungan Torricelli di Papua
New Guinea. Populasi lainnya ditemukan di daerah terpencil di Pegunungan
Foja, provinsi Papua pada bulan Desember 2005.
Spesies ini merupakan jenis mamalia besar baru untuk Indonesia.
Kanguru-pohon Mantel-emas merupakan salah satu jenis kanguru-pohon yang
paling terancam kepunahan di antara semua kanguru-pohon. Spesies ini
telah punah di sebagian besar daerah habitat aslinya.
Hiu Karpet Berbintik (Hemiscyllium Freycineti)
Di bawah laut Raja Ampat bersembunyi suatu spesies yang disebut
"penguasa bayangan" perairan Raja Ampat, tak lain adalah Hiu Karpet
(Hemiscyllium freycineti). Hiu ini memiliki habitat di laut dangkal
dengan terumbu karang, pasir dan rumput laut yang lebat (tempat yang
sangat tepat untuk berkamuflase).
Spesies Hiu ini termasuk kategori hiu bambu atau famili Hemiscyllidae
dan memiliki bentuk yang bisa dibilang unik yang disebabkan oleh bintik
bintik kecil yang sedikit memanjang dan cenderung berwarna gelap pada
rentang interval antara 8-9 baris di ekor dan kepalanya.
Meskipun hiu ini kelihatan kecil dan tidak berbahaya, namun para
penyelam jangan pernah meremehkan makhluk ini, karena seringkali tampak
mereka memakan ikan lain yang lebih besar.
Burung Cendrawasih Merah (Paradisaea Rubra)
Cendrawasih merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah
sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm,
dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan
berparuh kuning.
Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72cm yang termasuk bulu-bulu
hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi
perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat
dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung
betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna
coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Endemik Indonesia, Cendrawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran
rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi
Papua Barat.
Cendrawasih merah adalah poligami spesies. Burung jantan memikat
pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya.
Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari
pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung
sendiri. Pakan burung Cendrawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan
aneka serangga.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta
populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas,
Cendrawasih Merah dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di
dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Post a Comment